Langsung ke konten utama

Do It Your Self Universal Controller



Universal controller ini berfungsi sama dengan card yang ada pada control valve hanya saja selama saya bekerja dalam dunia industri, setiap card dari control valve yang berbeda tidak dapat digunakan atau Cuma cocok dengan 1 type itu saja. Dengan tulisan ini saya berharap dapat membantu dalam mencarikan alternative darurat sampai alat yang asli datang atau di belikan. Saya hanya akan membahas dengan construksi dasar dari control valve, saya menyarankan jika anda memutuskan menggunakan alat ini maka saya menyarankan agar anda mempelajari dulu konstruksi dasar dari control valve yang anda gunakan agar dapat melakukan langkah pencegahan supaya anda dan alat aman.
Prinsip Dasar Control Valve
Pada control valve, sepanjang pengalaman saya hampir tidak pernah absent adalah sebuah potensio, bentuk dari potensio sangat tergantung dari bentuk atau kostruksi mekanis dari sebuah control valve berikut adalah salah satu gambarnya :

 Gambar 1       Terlihat pada gambar di atas dengan panah kuning sebuah potensio
 Potensio bagaimana pun bentuk dan ukurannya yang perlu ditekankan adalah fungsinya dalam struktur control valve. Fungsi utama dari komponen ini adalah menterjemahkan posisi dari handle control valve menjadi signal lisrik, pertanyaan berikutnya adalah kenapa ? tegangan ini akan diumpankan (sebagai feedback) pada rangkaian control motor yang akan menentukan apakah posisi sudah sesuai dengan operation value (titik acuan).
 Sebuah motor yang mampu berputar searah jarum jam atau kebalikannya dengan bantuan driver motor bisa sebuah rangkaian semikonduktor atau kontaktor, bisa macam – macam tergantung dari produsen control valvenya. Motornya pun bisa motor DC, motor AC 1 phase, atau motor 3 phase. Motor berguna untuk memutar mekanis agar posisi yang diinginkan dapat di capai. Motor pada control valve biasanya terkonneksi dengan gear box, kenapa ?  karena control valve harus memliki torsi yang besar, meskipun kecepatan juga diperlukan tapi point yang paling dilihat dari sebuah control valve adalah torsi yang dihasilkan disanalah gear box berperan. Coba lihat gambar berikut :

 Gambar 2 gear –gear yang dipakai oleh control valve
 Setelah motor dan gear box bagian selanjutnya adalah card control atau rangkaian yang menentukan bagaimana kerja dari control valve adalah modul control. Biasanya para manufacturer akan membuat card control yang exclusive,hanya bekerja pada konfigurasi alatnya saja. tapi pada kali ini akan kita buat card yang bisa di adaptasikan dengan hampai semua jenis controller.
 Jika kita membahasnya dengan test saja saya yakin banyak orang akan bingung, maka saya akan menjelaskan dengan bagan fungsi seperti yang ada dibawah ini :

Gambar 3 block diagram bagaimana prinsip kerja dari control valve
 Mudah – mudahan gambar diatas membuat anda lebih mudah mengerti sebuah control valve. Posisinya akan dirubah dengan bantuan modul menjadi signal 4-20ma yang mana nantinya signal ini juga akan dibandingkan dengan proses value yang ditentukan oleh operator dan diterjemahkan menjadi 4-20ma dengan bantuan SCADA system (DCS). Hasil perbandingan tersebut akan mentukan apakah motor akan berputar searah jarum jam atau kebalikannya.
 Oke cukup basa – basinya mulai dari sekarang kita akan berfokus pada rangkaian elektronikanya dan bagaimana cara menterjemahkan ide diatas menjadi sebuah rangkaian yang andal. Saya menyarankan anda mempunyai basic op amp dan elektronika dasar yang cukup baru meneruskan membaca kelanjutannya. Karena pada bagian terakhir dari pembahasan ini anda perlu mengkalibrasi alat ini agar dapat digunakan dengan baik maka pembahasan selanjutnya sangat penting agar anda tidak bingung.

Modul Universal
            Pada komponen ini memiliki beberapa fungsi yang masing  - masing akan dipaparkan selanjutnya secara bertahap mulai dari fungsi membaca dan memberikan feedback kembali ke DCS yang berupa arus 4 – 20 ma, selanjutnya adalah kemampuan merubah nilai resistant (posisi control valve) apapun menjadi tegangan 1 – 5 volt, terakhir mempunyai kemampuan untuk memutuskan apakah motor itu berputar searh jarum jam atau kebalikannya atau malah harus berhenti. Ini adalah beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh modul universal agar kita mendapatkan fleksibilitas fungsi agar kita bisa mengadaptasi kepada control valve merk apasaja.

Komunikasi dengan DCS
            Kita dapat mengkomunikasikan alat kita dengan DCS yaitu dengan cara menterjemahkan range kerja menjadi signal 4 -20ma, kenapa alasanya ? bisa di baca pada article saya yang berjudul “ Mengapa 4 – 20ma ?” dalam article itu anda dapat membaca kenapa alasanya. Inilah gambar schematic converter tegangan 1 – 5V menjadi 4 – 20ma dan juga sebaliknya.



Gambar disamping ini adalah pengubah arus 4 – 20 ma menjadi tegangan 1 – 5 volt, dengan bantuan resistor R17 (250 ohm). Rangkaian dasarnya adalah sebuah buffer tegangan tak membalik. Yang mengubah tegangan adalah resistant 250 ohm. Dengan hokum ohm dasar ini dapat dijawa
4ma X 250 = 1 volt
20ma X 250 = 5 volt




Gambar di samping ini adalah rangkaian yang mengubah tegangan 1 – 5 volt menjadi arus 4 – 20 ma, tapi ketelitian rangkaian ini sangat tergantung dengan resistor 250 ohm. Rangakaian ini dasarnya adalah pengatur sumber arus.




Jadi dengan 2 rangkaian diatas maka kita bisa berkomunikasi dengan DCS, jadi ketika 4ma maka itu adalah 0% jika 20ma maka itu adalah 100% semuanya akan di olah pada modul dengan membandingkan tegangan 1 – 5 volt dari DCS dan dari posisi. Pada rangkaian berikut ini akan di perlihatkan bagaimana cara mengubah posisi menjadi tegangan 1 -5 volt :

 Gambar pengubah posisi menjadi tegangan 1 – 5 volt

System mekanis dari system control valve akan menggerakan potensio posisi, tentunya jika dengan konfigurasi seperti gambar di atas maka tentunya posisi 0% dan 100% bisa dimana saja, jadi dengan rangkaian penjepit dan penguat kita akan mengubah posisi manapun manjadi 1 – 5 volt. Pada bagian ini kita harus menggunakan sedikit perhitungan seingga kita mendapatkan hal yang kita inginkan.

Perhitungannya saya jabarkan sebagai berikut :
Untuk lebih jelas maka kita akan membahasnya dengan contoh soal; jika control valve pada posisi 0% jika kita ukur pada titik A didapat 1,5 volt dan 100% didapat 3,8 volt maka agar posisi 0% menjadi 1 volt dan 100% menjadi 5 volt maka hal yang dilakukan adalah:

Diketahui :
 Dari A = (LR = 1.5 volt ; HR = 3,8 volt)

Rumus umumnya =   
Dicari :
Nilai untuk titik B dan nilai Gain

Jawab:
 Gain = 

Untuk mendapatkan nilai ini maka kita harus membandingkan nilai pada titik D dan C

Gain = 

Nilai B (penjepit)

Kita harus mencari nilai X dahulu dari persamaan

0%   -->  (LR x Gain) – x = 1 volt

100% -->  (HR x Gain) – x = 5 volt

Maka dengan persamaan diatas didapat nilai x = 1.61 volt
 Masukkan nilai x kedalam persamaan penjepit = = 0.925 volt maka nilai ini yang seharusnya didapat pada saat kita mengukur pada titik B.

Dengan memasukkan nilai – nilai di atas maka dengan nilai low range = 1.5 volt maka akan didapat pada titik D dengan nilai 1 volt dan jika pada nilai high range = 3.8 volt maka pada titik D akan didapat nilai 5 volt. Denga cara begini maka pada posisi mana pun rangkaian ini dapat di pakai karena rangkaian diatas yang akan membantu anda mngkonversinya.

Sekarang sudah saatnya kita membahas rangkaiannya secara keseluruhan mari lihat gambar di bawah ini:


Saya rasa rangkaian yang lain sudah dapat anda baca penjelasannya pada buku op – amp dasar jadi tidak banyak yang saya jelaskan. Pada gambar diatas pada output comparator anda bisa gabung dengan rangkaian relay untuk menggerakkan motor clockwise dan counter clockwise dan berikut adalah gambar pada saat melakukan percobaan rangkaian ini dan hasilnya cukup memuaskan dan juga terdapat video pada saat percobaan.
 Rangkaian universal controller

Gambar drive motor DCnya yang digerakkan oleh output comparator


 Gambar koneksinya

 
Gambar pengukuran antara input dan output


 
Di coba dengan control valve type DKJ-EX


 
Gambar percobaan dengan control valve koso


   

  

OK ini video hasil nya, silahkan disimak dah ya.. :D



Dengan gambar – gambar dan video diatas saya harap dapat membantu anda untuk mengerti dan memahami konsep rangkaian ini, sudah jelas bahwa rangkaian ini masih sangat perlu dikembangkan lebih lanjut ini hanya permulaan saja, jika ada pertanyaan silahkan mengirimkan pertanyaan silahkan tulis komentar di bawah ini supaya jadi diskusi bersama jika ada pengembangan lebih lanjut saya akan sangat berterima kasih jika di kirimkan agar kita bisa saling belajar.. :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tutorial Membuat File EEPROM Menggunakan EEPROM EDITOR

Salah satu kelebihan dari mikrokontroler AVR adalah adanya fitur  Internal Eeprom . Dengan tambahan fitur ini membuat para oprekers makin cinta sama avr.  :v Eeprom  biasanya kita gunakan untuk menyimpan data pada hardware yang kita buat.data bisa  berupa nilai-nilai, atau karakter-karakter tertentu yang mana data-data tersebut bisa kita ubah-ubah dari halaman  Front End . Sehingga ketika ada perubahan/upgrade/seting pada alat yang kita buat, kita cukup melakukan perubahan pada file data yang tersimpan di eeprom saja tanpa harus merubah di halaman  Back End  ( Code Program ) nya. Jelas hal ini akan membuat sistem yang kita bangun menjadi  User Friendly , artinya akan sangat memberikan kemudahan bagi user yang menggunakan nya. Lalu, bagaimana cara membuat file untuk eeprom tersebut? Menulis data pada eeprom seringkali kita kerjakan langsung dari kode program. Contoh : Dim No_hp as string*11 No_hp = "08993188048" Writeeeprom No_hp , ...

DIY Jadwal Sholat Digital Menggunakan ATMEGA8

Shalat fardhu sebagai kewajiban yang diwajibkan Allah kepada ummat Islam, sebanyak lima kali sehari semalam, ditetapkan dengan berwaktu. Hal ini ditegaskan-Nya dalam firman-Nya sbb:   Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring, kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman . (QS. an-Nisa 103) Pelaksanaan shalat tersebut telah diatur oleh Allah baik dari segi waktu, tata-cara pelaksanaan dan bacaannya sehingga umat Islam tidak diberi hak untuk merubah, yang sering disebut dengan ibadah mahdlah (khusus). Waktu-waktu yang ditentukan itu, dalam fiqih Islam dikenal dengan:   1.      Subuh 2.    Dzuhur 3.    Ashar 4.    Magrib 5.    Isya’ Berkenaan dengan ini, mikrodb akan berbagi mengena...

Mengisi Bootloader Arduino ke ATMEGA8/168/328

Siapa yang tak kenal board  Arduino ?? Dewasa ini board ini sangat booming, dan memang tidak bisa dipungkiri kehadiran arduino ini seakan memberi warna tersendiri kepada banyak orang, terutama para penggemar elektronika / mikrokontroler. Dulu, untuk membuat project - project elektronika berbasis mikrokontroler, seseorang dituntut terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan khusus/skill dalam desain hardware dan pemrograman. Namun, kini hal itu sudah menjadi bagian yang tak perlu dihiraukan lagi semenjak arduino muncul dengan berbagai kemudahan yang disediakan nya. Alih-alih yang tadi nya wajib bisa programming, kini semua hampir semua orang yang tak perlu memiliki dasar pemrograman sudah bisa membangun sebuah project mikrokontroler sekelas " Advanced ".  Plus minus orang menyikapi kehadiran Arduino ini, disatu sisi menganggap ini adalah sebuah kemudahan teknologi yang harus dimanfaatkan. Kalau bisa menjadi mudah, kenapa mesti mencari yang susah?? begitu kata teman sebelah...